SEJARAH PERKEMBANGAN FILM PART V


PERJUANGAN UNTUK MEMPERLUAS DAN MENGEMBANGKAN INDUSTRI  FILM AMERIKA  

Sebelum Perand Dunia I terpecah, industri film di Amerika belum menguasai industri film dunia. Dan tahun 1905 – 1912 adalah masa dimana banyak tumbuhnya produser Amerika,  perluasan distribusi dan maraknya eksibitor film.

The Nickelodeon Boom

Di tahun 1905 Amerika memulai industri perfilmannya dengan munculnya teater lokal. Disini  pula Nickelodeon menampilkan film-filmnya. Nickelodeon Menampilkan  program pendek berdurasi 15 menit, dan masuk dalam genre naturalis. Penampilan Nickelodeon sangat disukai karena sering diiringi backsoud musik yang bisa didengarkan melaui phonograph atau terkadang diiringi piano secara langsung. Nickelodeon mampu menghasilkan 3 program berbeda tiap minggu yang berarti sama dengan 450 judul tiap tahun.

Kemudian, Laemmle pendiri Universal Studio membuka Nickelodeon pertama di Chicago pada 1906. Sedangkan The Warner Brothers memulai usahanya sebagai perusahaan eksibitor nickelodeon. Para mantan eksekutif Nickelodeon banyak mendirikan perusahaan dan karya yang berjaya hingga sekarang. Louis B. Mayer sebagai salah satu pendiri MGM film (Metro – Goldwyn – Mayer)  mendirikan bioskop di Haverhill, Massachusetts. Dan Adolph Zukor pendiri Nickelodeons selanjutnya memimpin Paramount Pictures. Di sisi lain William Fox mendirikan 20th Century Fox. Para eksekutif inilah yang pada nantinya  memperkuat formasi dari struktur perfilman Hollywood hingga dapat menguasai pasar dunia.

Persaingan Perusahaan Major dengan Perusahaan Indie (Indipendent) 1907 – 1908
  • Edison vs AM&B. Diawali dengan adanya tuntutan dari Biograph Association of 
  • License yang mengharuskan produksi film yang berlisensi saja yang dapat 
  • didistribuskan. Hal ini membuat kecemburuan yang membuat dua jenis perusahaan indie vs major berseteru.
  • 1908. Keadaan mampu berangsur pulih dengan didirikannya Motion Picture Patents Company (MPPC) yang meminimalisasikan film import untuk memperbanyak penikmat film di Amerika. Sekaligus memperluas jumlah lahan film Amerika yang dapat didistribusi dan dinikmati oleh rakyatnya sendiri. 
  •  MPPC juga mengontrol aspek produksi, distribus dan eksibisi film karya Amerika secara keseluruhan.
  • Eastman Kodak hanya mau menjual rol filmnya kepada MPPC, ditambah dengan uang ekstra dari MPPC untuk pelayanan eksklusif  Kodak.
  • MPPC membentuk sistem oligopoli di AS. Jadi hanya sedikit pengaruh perusahaan luar negri untuk menguasai pasar di AS. Perusahaan kecil yang ada di Amerika yang bukan anggota MPPC harus membayar pajak tertentu.
  • 1909 MPPC menjadi perusahaan yang tangguh dn menjadwalkan pertunjukkan film secara berkala.


Di tahun 1909 – 1915  
  • Ada 8000 teater di Amerika, tapi hanya 2000 yang patuh membayar pajak dan tidak membeli lisensi pada MPPC. 2000 teater inilah yang kemudian disebut teater indie.
  • April 1909 Carl Laemmle yang menjalankan distribusai terbesar di Amerika. Ia mengembalikan ijin lisensinya ke MPPC. Lalu mendirikan Independent Motion Picture Company (IMP) yang nantinya menjadi basis dari Universal Studio.
  • Perusahhan indie lain adalah Solax (oleh Alice Guy Blache), New York Motion Picture Comp. (Thomas H. Ince sbagai produser penting di masa 1910). 
  • 1909 &1911 MPPC mulai menuntut studio-dtudio yang tidak memakai lisensi darinya. Namun keseluruhan tuntutan yang dilancarkan tidak pernah berbuah hasil. Hal ini semakin menunjukkan kesalahan manajemen di tubuh MPPC. 
  • 1910 banyak anggota MPPC mendirikan perusahaan oligopoli baru yang lebih baik. Pada akhirnya dapat mendasari berkembangnya industri film Hollywood. 
Tekanan Sosial dan Self Censorship 
yaitu tentang perampokan dan pemerkosaan, Berawal dari Nickelodeon Boom yang sering mempertontonkan pemerkosaan dan pembunuhan. hal tersebut memicu tekanan sosial dari masyarakat karena dampak negatif yang dapat ditimbulkan. Hal ini memicu  Gubernur negara bagian New York menutup banyak kota yang mempertontonkan Nickelodeon. Badan Penyensoran Film pada bulan Maret 1909  mengajukan hal ini agar dapat disetujui sebagaiperaturan negara. MPPCmendukung pergerakan ini secara finansial. Kemudian pada 1915 adalah tahun dimana pemerintah Amerika menyetujui ajuan hukum sensor pada film. 

MPPC dan firma indie pada akhirnya berusaha merubah image film yang mereka produksi. Mereka banyak memproduksi film yang lebih berkelas dan prestisius. Film-film tersebut ditujukan untuk kelas menengah keatas. Film-film ini banyak menceritakan tentang sejarah (The Fall of Troy), tidak lagi seputaran slapstick atau tema kejahatan. (Self Censorship).  Berubahnya tema perfilman secara keseluruhan, lantas merubah kelas penonton yang menjadi lebih tinggi. Perubahan ini menuntut perbaikan bioskop menjadi lebih nyaman untuk digunakan oleh masyarakat tingkat atas. 

Pertumbuhan Baru Daya Tarik Film 
Image film yang berbeda sejak penyensoran diwajibkan, mempengaruhi durasi film yang 
diproduksi. Hadirlah Multireel film yang menguasai pasaran. Pada akhirnya lama tidaknya 
durasi yang ditampilkan menjadi unit penilaian dan bahan pertimbangan layak atau 
tidaknya film tersebut ditonton dengan bayaran mahal.

1. Sistem Pemeran (Artis) Film 


Bioskop awalnya menjual film berdasarkan „merek‟ perusahaan yang memproduksinya. Penonton menentukan dan memilih film produksi Edison, Vitagraph atau Paté picture yang jadi pilihannya.  Pada awal perkembangan film, tidak ada yang namanya credit title. Sebelum 1908 aktor harus sering sekali main film agar dapat terkenal dan familiar wajahnya diantara penonton. Aktor atau aktris memiliki julukan masing-masing. Seperti „The Biograph Girl„untuk Florence Lawrence dalam filmnya Biograph Girl.

Kemudian di tahun 1909, penonton meminta untuk menghadirkan nama dari bintang yang paling sering main film dan terkenal begitu juga sutradaranya. Akhirnya di tahun 1910, beberapa firma merespon permintaan penonton. Terciptalah credit title yang membngkitkan nama aktor. Bahkan tak sedikit firma yang mengekploitasi aktor untuk publikasi filmnya. Dampak lain adalah tingginya tarif aktor tersebut ketika sudah 
dikenal masyarakat banyak. 

2. Mutu Pertunjukan
Awalnya film seringkali menampilkan akting aktor secara full body. Kemudian demi kepentingan penyajian cerita yang lebih menarik sudut pandang pengambilan gambar dilakukan lebih variatif. Tidak lagi panorama yang selalu menjadi andalan. Mimik wajah aktor mulai di zoom lebih dekat agar lebih bisa membangkitkan emosi menjadi satu bagian yang paling penting dari sebuah akting.

3. Angle kamera dan Akting. 
Sebelum 1908 figur selalu berada di tengah layar. Pengambilan gambar dilakukan dari 
jarak 12-16 kai yang bisa menampilkan keseluruhan badan karakter. kemudian satu tahun setelahnya angle diambil dari jarak lebih dekat yaitu 9 kaki. Bertujuan untuk membaca mimik wajah karakter hingga panggul. Pelopor dari angle ini adalah firma produksi Vitagraph. 

Griffith adalah seorang sutradara pionir yang memulai pelatihan akting bagi pemeran film. Pelatihan ditekankan pada gestur tubuh dan mimik wajah. Karya pertamanya adalah “The Painted Lady”. Gestur pada pantomim terus dikembangkan dan masih digunakan hingga sekarang.

Dan pada tahun  1911, adalah masa dikembangkannya sudut pandang tinggi dan rendah (pan and tilts). 
Mulai dipakai juga tripod kamera dengan bagian atas yang bisa berputar yang memungkinkan pengambilan gambar pan and tilts. Teknik ini menjadikan gambar aksi menjadi lebih terfokus (dalam adegan kejar-kejaran), aksi karakter lebih jelas dan terbaca arah bicaranya atau arah lari dan berjalan. Teknik ini memunculkan juga teknik reframing. Reframing ini menjadikan penonton dapat melihat point of view  karakter. (dapat melihat apa yang aktor lirik).

4. Warna 
Pathé kembali menjadi pelopor dalam bidang warna ini. Teknik awal yang dikembangkan adalah teknik stencil pada lembar proyeksi (tint color) yang akhirnya ditiru banyak orang. warna juga menjadi daya tarik utama dalam sebuah film.

Set design dan Pencahayaan 
1905 – 1912 Set shooting dikerjakan didalam ruang kaca yang memudahkan untuk pengambilan gambar outdoor yang baik. Awal Nickelodeon era set berkembag dengan membuat latar yang dilukis secara teatrikal, dan digabung dengan objek set tiga dimensi lainnya. Beberapa tahun setelah itu ada yan mengembangkan set 3 dimensi yang menyerupai wujud aslinya baik dari bahan maupun ukuran.  Pencahayaan sendiri berkembang yang awalnya hanya menggunakan lampu tunggal yang memusat hingga pada akhir tahun 1910 efek cahaya mulai dipertimbangkan secara estetis. 


5. Munculnya teknik editing
Ada banyak faktor munculnya teknik Editing dalam produksi film, pertama adalah awal 1904 silent film memunculkan penjelasan naratif yang tidak efektif dan tidak komprehensif menyampaikan pesan pada penonton. Kedua, banyaknya jenis peralatan film yang diciptakan banyak penemu. Banyaknya trial dan error dalam produksi film, yang membuat rol film banyak terbuang percuma. 

Akhirnya pada 1917 munculLah teknik aditing berdasarkan masalah di atas. Namun editing yang tidak dikerjakan dengan baik akan membuat buruk flowing  tampilan gambar, bisa merubah cerita, flow tidak memiliki kontinuitas.

6. Sistem Kontinuitas dalam Editing 
Ada 3 jenis dalam teknik editing: 
  1. Intercutting (parallel editing and crosscutting). Fokus pada akhir tampilan gambar yang mengandalkan kecepatan, seperti halnya dalam adegan kejarkejaran. Lagi-lagi Pathé lalu D.W. Griffith ayng menjadi pelopor teknik editing yang diluar kebiasaan. Satu contoh adegan kejar-kejaran yang ada aktor berlari menjadi lebih pendek durasinya tanpa menghilangkan cerita yang ingin disampaikan. Editing difokuskan pada pengamilan gambar yang penting seperti mimik wajah, kaki berlari, arah dan lainnya secara lebih ringkas. 
  2. Analytical Editing merupakan salah satu eknik editing yang memecahkan masalah jeda antara dua frame pengambilan gambar. Pada mas Nickelodean era dikembangkan teknik ini biasa disebut insert. Bertujuan untuk mempermulus flow, menghindari kebingungan penonton.
  3. Contiguity adalah teknik untuk menghindari framing yang selalu sama, juga adegan yang lama agar tidak bosan. Sistem 180 derajat atau teknik potongan gambar yang membentuk point of view shots.Teknik ini dikembangkan oleh Pathé.  







0 comments "SEJARAH PERKEMBANGAN FILM PART V", Baca atau Masukkan Komentar

Post a Comment